Adakah Hubungan Telepatik Antar Saudara kembar
Kita
sering mendengar adanya hubungan batin yang kuat pada saudara kembar. Jika yang
satu sakit, maka yang lain juga akan menjadi sakit. Jika yang satu berada dalam
bahaya, maka saudara kembarnya akan merasakan bahaya itu bahkan walaupun ia
sedang berada di tempat yang jauh. Karena itu banyak yang percaya kalau pada
anak kembar, terdapat hubungan telepatik yang lebih kuat dibanding pada non
kembar. Bagaimana sains menjelaskan fenomena ini?
Taiwo dan Kehinde Oyeteju adalah sepasang
saudara kembar dari Lagos, Nigeria. Kisah mereka merupakan salah satu contoh
kunikan yang terjadi pada saudara kembar.
Taiwo dan Kehinde
Taiwo dan Kehinde lahir dari
pasangan Oyeteju. Mereka berdua lahir pada tanggal 26 Maret 1982. Keluarga dan
tetangga yang menyaksikan kehidupan mereka sejak kecil menyimpulkan kalau
kehidupan Taiwo dan Kehinde unik dan sukar dijelaskan.
Mereka berdua masuk sekolah yang
sama, lulus pada tahun yang sama dan mereka juga sama-sama mengambil jurusan
Keuangan dan Perbankan di Universitas Olabisi Onabanjo.
Sampai disini, kisah mereka masih
belum terlalu unik. Namun, kehidupan yang unik mulai terlihat ketika mereka menikah. Mereka menikah pada hari yang
sama. Kemudian melahirkan bayi pada hari yang sama di rumah sakit yang sama,
yaitu pada tanggal 25 November 2009. Yang berbeda hanyalah jam kelahirannya.
Kehinde melahirkan pada jam 2:30 pagi, sedangkan Taiwo melahirkan pada pukul
5:30 pagi. Keduanya sama-sama melahirkan bayi perempuan.
Ini cukup luar biasa. Karena,
bahkan kalaupun mereka mengandung pada hari yang sama, waktu kelahiran bisa
berbeda plus atau minus 14 hari. Keunikan Taiwo dan Kehinde ternyata tidak sampai
disitu. Tanpa diketahui dan direncanakan bersama, keduanya menamai anak
perempuan masing-masing dengan nama depan Elizabeth.
Kisah Taiwo dan Kehinde adalah
salah satu contoh dari peristiwa unik
yang menyertai saudara kembar lainnya di dunia. Peristiwa-peristiwa ini membuat
banyak orang berkesimpulan kalau diantara saudara kembar, ada hubungan yang lebih
dalam dibanding sekedar kesamaan wajah.
Kadang, orang menyebutnya dengan
nama Twin Connection atau Twin Telephaty
Apakah benar ada hubungan telepati
diantara saudara kembar?
Bagaimana sains menjawab fenomena
ini? Eksperimen Pembuktian Telepati
Fenomena Telepati pada saudara kembar sebenarnya cukup menarik perhatian para
peneliti. Sejumlah percobaan telah dilakukan untuk membuktikan kebenaran
anggapan ini.
Dalam salah satu eksperimen,
sepasang saudara kembar dipisahkan dalam ruangan yang berbeda. Satu orang
berfungsi sebagai sender (pengirim
pesan) dan satu lagi sebagai receiver
(penerima pesan).
Lalu, sender diminta untuk memilih
satu kartu dari antara satu pak kartu. Kemudian, ia diminta untuk
berkonsentrasi pada gambarnya dan mengirimkan bayangannya dengan pikiran kepada
saudara kembarnya di ruang sebelah.
Lalu, saudara kembarnya yang berfungsi sebagai receiver di ruangan lainnya juga
diminta untuk memilih salah satu kartu dari antara satu pak kartu. Hasilnya menunjukkan kalau sang receiver memilih
kartu yang sama dengan yang dipilih sender dengan kemungkinan 50%.
Hasil ini cukup luar biasa
mengingat jumlah kartu berbeda yang cukup banyak di dalam satu pak kartu. Lalu, eksperimen dilanjutkan,
namun kali ini dengan sedikit modifikasi.
Kali ini, yang memilih kartu adalah
orang lain, bukan sender. Setelah orang itu memilih satu kartu, ia
memperlihatkannya kepada sender. Sender diminta untuk mengingat gambar kartu
tersebut dan mengirimkannya dengan pikiran kepada receiver di ruang sebelah. Kali ini, kesamaan kartu yang dipilih receiver
turun menjadi hanya 25%.
Hasil
eksperimen ini membuat para peneliti menyimpulkan kalau tidak ada hubungan
telepati diantara saudara kembar. Yang ada hanyalah kesamaan preferensi.
Kesamaan Preferensi
Yang dimaksud dengan kesamaan
preferensi disini adalah, kedua saudara kembar itu memiliki kesamaan hobi,
pemikiran, dan kemauan. Ini menyebabkan
mereka memiliki pilihan-pilihan yang sama di dalam hidup.
Jika kedua hasil eksperimen
tersebut menunjukkan persentase hasil yang sama, maka mungkin memang ada
hubungan telepati diantaranya. Tapi, ternyata tidak. Kesamaan preferensi ini bisa dihasilkan karena
mereka tumbuh bersama, menjalani kehidupan bersama, bermain bersama sehingga
mereka mengembangkan sifat-sifat yang sama. Karena kesamaan yang unik
itu, orang-orang akan menyangka ada hubungan telepati diantara mereka.
Dalam kasus eksperimen itu, wajar kalau kedua saudara kembar tersebut tertarik
dengan kartu yang sama. Tetapi, ketika orang lain yang memilih kartunya, hasilnya
menjadi berbeda karena preferensi pemilih kartu berbeda dengan mereka.
Eksperimen sejenis juga dilakukan
oleh peneliti lainnya dan memang menyimpulkan kalau tidak ada hubungan telepati
diantara saudara kembar.
Dalam kasus kembar Oyeteju di atas, Ibu mereka mengatakan kalau Taiwo dan
Kehinde saling menyayangi dan suka berbagi. Mereka bahkan suka makan dari
piring yang sama dan minum dari gelas yang sama. Ikatan ini telah dibentuk
sejak mereka lahir sehingga Taiwo mengenal Kehinde dengan baik, dan sebaliknya.
Ini membuat keduanya memiliki hobi,
karakter dan kemauan yang sama, dengan kata lain, kesamaan preferensi.
Kesamaan
Genetik
Seorang psikolog dari sebuah rumah sakit di Lagos, Dr.Rotimi Coker, memberikan sebuah penjelasan sains mengenai
bagaimana kesamaan preferensi bisa berkembang pada saudara kembar. Menurutnya,
kesamaan ini bisa berkembang bukan hanya karena mereka tumbuh bersama dalam
lingkungan yang sama, melainkan juga karena dipengaruhi oleh faktor genetika.
Menurutnya, ada dua jenis saudara kembar, yaitu kembar Mono-Zygotic dan kembar Di-Zygotic.
Kembar Mono-Zygotic adalah kembar
yang berasal dari satu sel telur yang sama. Kembar jenis inilah yang sering
disebut kembar identik.
Di lain pihak, kembar Di-Zygotic
berasal dari dua sel telur yang berbeda dan kembar ini disebut kembar tidak
identik.
Karena
berasal dari sel telur yang sama, kembar Mono-Zygotic memiliki kromosom dan gen
yang sama. Ini menyebabkan keduanya memiliki
sifat-sifat yang mirip yang menyebabkan keduanya memiliki kesamaan preferensi.
Dr. Coker juga mengatakan, karena
kembar identik memiliki kromosom tertentu yang sama, maka kemungkinan keduanya mengalami sakit yang
sama sangat tinggi, bahkan walaupun mereka tidak tinggal serumah.
Pendapat Dr.Coker juga disetujui
oleh Prof. Kayode Oguntuashe dari
Universitas Lagos. Menurutnya, kembar identik memang memiliki kumpulan gen yang
sama, karena itu mereka akan memiliki pengaturan watak yang sama dalam hal perasaan,
pemikiran dan tindakan.
Namun, Prof. Oguntuashe juga tidak
menolak kemungkinan terjadinya perbedaan karena faktor lingkungan.
Dr. Lynne
Cherkas, seorang analis genetika di Departemen penelitian
anak kembar di King's College, London, adalah salah satu peneliti yang telah
menghabiskan bertahun-tahun lamanya untuk memecahkan misteri anak kembar.
Dr. Cherkas sendiri adalah kembar
non identik. Menurut survei yang dilakukannya, perasaan saling terhubung ternyata lebih
kuat pada kembar identik dibanding kembar non identik. Temuan ini sepertinya
mengkonfirmasi kesimpulan Dr. Coker. Dr. Cherkas berkata: "Anak kembar
yang dibesarkan bersama akan mengalami pengalaman sosial yang sama. Gen
pastilah memiliki peranan penting dalam pengalaman "telepatik" itu.
Kalau tidak, pengalaman "telepatik" pada kembar non identik
seharusnya sama banyaknya dengan kembar identik."
Dengan kesimpulan ini, apakah sains
sudah bisa menjawab fenomena "telepatik" pada saudara kembar? Mungkin
tidak. Tapi paling tidak kita memiliki sedikit gambaran mengenai fenomena ini.
Twin Connection
Menarik untuk mendengarkan pendapat
Prof. Chris French, kepala peneliti psikologi anomalistik di Universitas
London, mengenai fenomena hubungan batin ini. Ia memberikan penjelasan yang
lebih prosaik:
"Orang akan selalu memiliki
perhatian dan kepedulian terhadap orang yang mereka kasihi. Karena itu, pada suatu
titik, perasaan itu akan saling mengikat sehingga ketika mereka merasakan
sesuatu, maka perasaan itupun akan menjadi kenyataan."
Dengan kata lain, ikatan batin yang ada pada saudara kembar bukan hanya
dimiliki oleh mereka yang memiliki kesamaan wajah.
Ketika kita memiliki perasaan yang saling terhubung, pada suatu titik, perasaan
itu akan saling mengikat. Dengan demikian, kitapun menjadi saudara kembar bagi
yang lainnya.